NEFAnews.com – Sehuag kisah yang cukup inspirast bagi mahasiswa Institut Agama Islam Kotamobagu (IAIK) yang di kisahkan oleh Sekretaris Provinsi (Sekprov) Sulawesi Utara (Sulut), Tahlis Galang., saat menghadiri wisuda angkatan II tahun 2025, yang digelar di Hotel Sutanraja Kotamobagu, Jumat (5/9/2025).
Sebuah kisah yang menjadi inspirasi dan renungan sekaligus motivasi bagi mahasiswa yang diceritakan Gahlis Galang., tentang dua orang kakak beradik yang menempuh pendidikan di tempat yang berbeda.
“Ada sebuah kisah yang menceritakan tentang dua kaka beradik yang menempuh pendidikan perguruan tinggi di dua kampus yang berbeda.
Seorang kakak menempuh pendidikan di luar negeri di kampus kenamaan dengan biaya yang cukup mahal, sedangkan seorang adik memilih menempuh pendidikan di dalam negeri berdekatan dengan tempat tinggal dan bukan merupakan kampus kenamaan dengan biaya pendidikan yang sangat murah.
Keputusan menempuh studi di tempat berbeda ini telah disepakati kedua kakak beradik dihadapan orangtua mereka yang tinggal seorang ibu yang sudah mulai sakit – sakitan, sehingga sang adik lebih memilih menempuh studi di kampus yang tak jauh dari rumah tinggal mereka agar bisa menjaga dan merawat ibu mereka.
Saat menempuh pendidikan kakak beradik ini pun akhirnya berhasil menyelasaikan studi meski dengan hasil yang berbeda. Sang kakak berhasil menyelesaikan studinya dengan nilai terbaik atau Cumlaude, sedangkan sang adik menyelesaikan studinya dengan hasil biasa saja.
Usai menyelasaikan studi, keduanya pun mendapat pembagian warisan keluarga yang dibagi sama berupa Toko Bunga.
Sebelum meninggal sang ibu berpesan agar saat menjalankan usaha agar berjalan lancar dan sukses, sebisa mungkin setiap hari saat membuka dan menutup usaha untuk menghindari sinar matahari.
Waktu terus berlalu, kedua kakak beradik ini pun fokus menjalankan bisnis yang diwariskan keluarga. Sang kakak memutuskan membeli kendaraan roda empat dengan cara kredit, agar pada saat menuju ke toko terhindar dari sinar matahari.
Berbeda dengan sang adik yang memilih berjalan kaki usai saat hari masih gelap menuju ke toko dan kembali saat hari sudah gelap.
Kisah yang diceritakan mantan Sekretaris Daerah Pemkab Bolmong ini pun mamatik perhatian para mahasiswa dan tamu undangan yang memenuhi ruangan yang hening dan seksama saat mendengarkan kisah inspiratif tersebut.
“Adik – adik mahasiswa, dari kisah diatas mari mengambil hikma dan kasimpulan bahwa kualitas kampus dan tingginya ilmu seseorang tidak menjamin kualitas berpiki seseorang. Selain itu, ada pesan moral disampaikan dari kisah ini yakni; hal yang terpenting dalam hidup kita adalah menanamkan etika, tata krama dan disiplin dalam segala hal, dan yang perlu kita ingat bahwa menjaga adab lebih utama daripada menjaga ilmu terutama terhadap kedua orangtua, yang lebih tua dan semua orang. Ingat, ilmu yang bermanfaat adalah yang bermanfaat bagi orang lain,” ujar putra BMR yang sukses di dunia birokrasi ini diakhir cerita.
Dalam kesempatan ini pula, Sekprov menyampaikan salam dari gubernur Sulawesi Utara, Yulius Selvanus., sekaligus ucapan selamat kepada para mahasiswa yang telah mengikuti prosesi wisuda.
“Pemerintah provinsi Sulut akan selalu mendukung pendidikan di BMR terutama pendirian perguruan tinggi guna membangun Indek Pembangunan Manusia atau IPM dalam rangka membentuk kualitas sumber daya manusia yang berdaya saing dalam membangun daerah. Lewat kesempatan ini Gubernur menyampaikan salam dan ucapan selamat kepada para mahasiswa yang telah menyelesaikan studi hingga meraih gelar sarjana. Semoga ilmu yang di dapat dapat bermanfaat bagi masyarakat,” pungkas Tahlis mengakhiri sambutannya.
Kisah inspiratif yang diceritakan mantan sekretaris Bolaang Mongondow ini pun oleh para mahasiswa diterjemahkan sebagai pesan moral yang mengandung wawasan ilmu untuk dijadikan contoh bagi mahasiswa atau sarjana dalam implementasikan ilmunya, dan tanggungjawab terhadap orangtua dan pekerjaan, sekaligus menegaskan bahwa seseorang tidak hanya dinilai dari kuantitas tetapi dilihat dari kualitas yang bermanfaat bagi kehidupan nyata dan masyarakat, serta adab dan etika yang mencakup niat ikhlas, akhlak mulia, dan pengamalan ilmu tersebut.
Penulis: Dee.