NEFAnews.com – Menjadi Kota Layak Anak (KLA) menjadi impian semua daerah. Untuk dapat meraih predikat kelayakan Pemerintah pusat memberi tugas dan tanggungjawab kepada pemerintah daerah untuk meningkatkan status daerahnya menjadi kota yang layak dihuni bagi anak-anak.
Pemerintah pusat menyiapkan. Predikat Pratama, Madya, Nindya dan Utama bagi daerah yang mampu menciptakan daerah/kota yang ramah dan sayang anak, serta mampu menciptakan Kota layak Anak atau (KLA).
Boltim sendiri dari tahun ke tahun sepanjang kepemerintahan Sam Sachrul Mamonto (SSM), Tren Kekerasan Terhadap Anak terus meningkat.
Data ini bahkan secara gamblang tanpa melihat data pasti, disampaikan SSM pada saat debat kandidat yang digelar KPU Boltim yang berlangsung di Hotel Mercure Manado, Sulawesi Utara, Kamis, 31 Oktober 2024.
“Memang sejak pemerintahan kami di tahun 2021 sampai 2023 dan 2024 itu ada kenaikan secara signifikan. Bahkan di tahun 2023 terdapat 97 kasus kekerasan seksual terhadap anak,” ungkap SSM dihadapan para panelis.
Bahkan SSM juga menuturkan, terdapat beberapa faktor yang menjadi pemicu terjadinya tindak kekerasan terhadap anak di wilayah Boltim.
“Kami menemukan beberapa faktor yang menjadi pemicu terjadinya kekerasan terhadap anak. Pertama, kasus ini terjadi pada saat orangtua pergi ke kebun. Kedua, pola asuh pendidikan yang didapat oleh anak-anak. Ketiga adalah handphone,” tutur SSM.
Pihaknya juga menyampaikan bahwa kepemerintahannya telah melakukan intervensi melalui data dan pendampingan.
“Pemerintahan kami telah mengintervensi lewat data pendampingan. Dimana sejak tahun 2021 kami telah melakukan sosialisasi hingga di tingkat desa,” ucapnya.
Berdasarkan data kasus yang ditangani Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) Boltim, terdapat 92 kasus di tahun 2022, dan ditahun 2023 hanya mampu menekan di angka 69 kasus dan hanya mampu meraih predikat Madya untuk kategori Kota Layak Anak dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak di Jakarta pada Senin (21/08/2023).
Nakmun di pertengahaN tahun 2024, Kasus kekerasan anak kembali terjadi. Dimana terdapat 53 kasus kekerasan terhadap anak yang didominasi pencabulan atau kekerasan seksual serta persetubuhan.
Diketahui, bahwa sejak tahun 2021 di masa pemerintahan SSM, UPTD PPA Boltim baru bisa memiliki kantor di tahun 2024 dengan menepati gudang arsip Kantor Kominfo.
Hal ini disampaikan Wenda Arif., yang kami kutif dari laman Waktunews (edisi,02 Agustus 2024).
“Benar, ini sudah resmi menjadi kantor kami. Kami sangat bersyukur akhirnya mendapatkan tempat yang tetap untuk menjalankan tugas kami. Saat ini, kami tinggal menunggu proses rehabilitasi atau perbaikan dari pemerintah daerah,” ungkap Wenda.
Lebih lanjut, Wenda juga menjelaskan bahwa meskipun masih terdapat beberapa kendala seperti belum tersedianya ruangan-ruangan khusus, toilet, dan pendingin ruangan (AC), pihaknya tetap berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat.
“Awalnya ini adalah gedung gudang milik Kominfo, kemudian kami jadikan kantor. Daripada hanya menjadi tempat penyimpanan arsip, lebih baik kami manfaatkan sebagai kantor. Walaupun fasilitas belum lengkap, semangat kami untuk melindungi perempuan dan anak tidak akan pernah luntur,” ungkap Wenda.
Perlu diketahui, dibanding daerah lain, kantor UPTD PPA serta rumah pendampingan terhadap anak terbilang cukup memadai. Bahkan rumah rumah pendampingan anak menurut informasi sudah tidak ditempati lagi.
Red