NEFAnews.com – Bupati Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Oskar Manoppo., memaparkan sejumlah permasalahan terkait potensi dan praktik korupsi di daerah, saat menghadiri rapat koordinasi Pemberantasan Korupsi Pemerintah Daerah Wilayah Sulawesi Utara yang digelar oleh Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia (KPK RI) di Gedung Merah Putih, Jakarta, Rabu (13/8/2025).
Menurutnya, penguatan sinergi antara pemerintah daerah, aparat penegak hukum, dan KPK untuk memastikan pencegahan dilakukan sejak tahap perencanaan program sangat diperlukan.
“Korupsi di daerah sering kali berakar pada lemahnya sistem pengawasan internal, rendahnya kepatuhan terhadap regulasi, serta kurangnya transparansi dalam proses pelayanan publik,” ujar Bupati Boltim yang sebelumnya pernah menjabat sebagai Kepala Badan Keuangan Pemkab Boltim.
Mantan Sekda Boltim ini juga menambahkan; pemberantasan korupsi harus berjalan seiring dengan pencegahan yang sistematis.
“Kami memandang, pemberantasan korupsi harus berjalan seiring dengan upaya pencegahan yang sistematis. Pemerintah daerah membutuhkan dukungan dalam bentuk asistensi, pendampingan, dan peningkatan kapasitas aparatur. Dengan demikian, potensi pelanggaran dapat ditekan, dan tata kelola pemerintahan bisa lebih akuntabel,” tambahnya.
Ia pun menegaskan, upaya pencegahan korupsi bertujuan membangun integritas yang kokoh di lini birokrasi.
“Inti dari upaya pencegahan korupsi adalah membangun budaya integritas yang kokoh di setiap lini birokrasi dimana integritas adalah benteng pertama dan terkuat dalam melawan korupsi. Tanpa integritas, aturan hanyalah formalitas, pengawasan menjadi lemah, dan celah pelanggaran akan terbuka lebar. Integritas berarti berani jujur walaupun tidak diawasi, memegang teguh amanah, dan mendahulukan kepentingan rakyat di atas kepentingan pribadi atau kelompok. Jika integritas tertanam di hati setiap aparatur, maka korupsi tidak akan menemukan ruang untuk tumbuh,” tegasnya.
Sementara itu, Pimpinan KPK Johanis Tanak menegaskan pentingnya kepemimpinan kepala daerah dalam menjadi teladan integritas. Ia mengajak seluruh peserta rapat untuk membangun budaya antikorupsi di lingkup pemerintahan masing-masing.
Rapat koordinasi yang membahas tata kelolah keuangan, pelayanan publik, dan pengadaan barang/jasa Ini bertujuan memperkuat komitmen bersama antara KPK dan pemerintah daerah di Sulawesi Utara dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih, transparan, dan bebas dari korupsi.
Di akhir kegiatan dilakukan penandatanganan komitmen bersama antara KPK, para Kepala Daerah serta Ketua DPRD se-Sulawesi Utara sebagai wujud keseriusan memberantas korupsi melalui langkah pencegahan dan penegakan hukum yang berkesinambungan.
Rapat yang dipimpin oleh Wakil Ketua KPK RI, Johanis Tanak, juga dihadiri Deputi Bidang Koordinasi dan Supervisi, Agung Yudha Wibowo, Direktur Koordinasi dan Supervisi Wilayah IV, Edi Suryanto, serta dihadiri oleh Gubernur Sulawesi Utara Yulius Selvanus, para Bupati/Wali Kota, Ketua DPRD, Sekretaris Daerah, Inspektur Daerah, serta Kepala Badan Keuangan dari seluruh kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Utara.
Dee.