NEFAnews.com – Tahun 2025 merupakan pintu gerbang memasuki abad 21 yang akan menampilkan kemajuan teknologi dan tranformasi di bidang AI dan Otomatisasi.
Anak – anak yang lahir di abad 21 ini, diprediksi akan mampu menguasai bidang AI dan Otomatisasi.
Sebutan bagi anak – anak yang terlahir di abad 21 atau diantara tahun 2025 dan 2039 disebut sebagai Generasi Beta atau Gen Beta.
Gen Beta sendiri merupakan generasi ketujuh yang lahir bersamaan di zaman kita, dan diperkirakan akan membentuk 16 persen dari populasi global, sehingga banyak dari mereka diperkirakan akan hidup cukup lama untuk menyaksikan datangnya abad ke-22.
Menurut analis sosial terkenal, McCrindle, generasi ini diprediksi akan menjadi pengintegrasi teknologi yang signifikan, lebih mahir dalam mengoperasikan teknologi canggih, dan memiliki sikap yang lebih inklusif serta toleran terhadap perbedaan.
Gen Beta memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda dengan Generasi Milenial dan Boomer.
Dari Perspektif Global, Gen Beta mungkin menekankan fokusnya pada keberagaman, kolaborasi lintas budaya, dan perspektif global untuk beradaptasi dengan dunia yang saling terhubung.
Selain itu, Generasi Beta memiliki kefasihan Teknologi Tingkat Lanjut sehingga memiliki lebih banyak kesempatan untuk mengakses dan fasih dengan teknologi canggih seperti kecerdasan buatan, realitas virtual, dan memiliki kemampuan untuk mentransfer data melalui jaringan tanpa memerlukan interaksi manusia ke manusia atau manusia ke komputer yang dikenal dengan istilah Internet of Thing (IoT).
Gen Beta juga mampu menghadapi tantangan lingkungan dengan lebih memprioritaskan konsumsi etis, keberlanjutan, dan pengambilan keputusan yang sadar iklim.
Kelebihan lain Gen Beta, mereka memiliki ketahanan dan fleksibilitas sehingga generasi ini memiliki kemampuan beradaptasi yang lebih baik daripada generasi sebelumnya karena mereka beradaptasi dengan perubahan besar dalam masyarakat dan teknologi. (sumber:https://articles.unishanoi.org/)
Red.
